Jasa Translate

Semangat pagi kak, apakah kakak lagi menyusun skripsi atau proposal kakak?, na kalau ia jangan sampai kelewaan ya kak untuk membuat abstrak atau ringkasannya. Abstrak atau ringkasan adalah tulisan yang mewakili keseluruhan tentang penelitian kita mulai dari latar belakang, metode, hasil dan pembahasan sampai dengan kesimpulan dan saran kak. Abstrak atau ringkasan pada skripsi umumnya dibuat dalam dua bahsa kak, satu dalam bahasa indonesia dan satu dalam bahasa inggris. Jika kakak bingung untuk mentranslate abstrak atau resume kakak, jangan khawatir kak kerena Jagas bisa membantu kakak dengan biaya yang terjangkau kak. Ini kak contoh hasil translate abstrak salah satu klien kami kak.

Bahasa Indonesia
"Bawang merah ialah sayuran yang ekonomis dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia setelah cabai dan kacang panjang. Luas areal tanaman bawang merah di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 99.519 ha, produksi sekitar 964.221 t dengan rata-rata produktivitas sebesar 9,69t ha-1. Sedangkan di Jawa Timur sendiri luas areal tanaman bawang merah mencapai 22,232 ha, dengan produksi 222.863 t dan produktivitasnya 9,98t-1. Tingkat kehilangan hasil panen pada bawang merah cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh kurangnya tekanan tugor sel sehingga kandungan air dalam umbi cepat menguap pada saat penyimpanan, mengakibatkan kualitas dan daya simpannya rendah. Secara teknis, bawang merah digolongkan sebagai umbi lapis yang mengalami susut bobot sekitar 25% selama penyimpanan untuk daerah tropis. Susut  bobot bawang merah varietas Super Philip memiliki susut bobot cukup tinggi yaitu sekitar 22%. Unsur hara N ialah bahan pembentuk protein, asam nukleat, enzim, nukleoprotein, dan alkaloid. Defisiensi N akan membatasi pembelahan dan perbesaran sel. Kalium dapat mempertahankan tekanan tugor sel dan kandungan air dalam tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan kekeringan, serta memperbaiki hasil dan kualitas hasil tanaman. Berdasarkan penelitian sebelumnya pemberian pupuk N dan K dapat meningkatkan jumlah daun, tinggi tanaman, bobot umbi basah dan kering tanaman bawang merah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil (susut bobot yang rendah) dengan pemberian pupuk N dan K secara tunggal dan kombinasi. Hipotesis yang diajukan ialah Pemberian N dan K secara kombinasi berpengaruh terhadap hasil dan susut bobot umbi bawang merah terendah.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Desember 2014. Penelitian dilaksanakan di Balai Pengakajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dengan ketinggian 430 m dpl. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah alat pengolah tanah, meteran, timba, sprayer, timbangan analitik, gembor, pisau, penggaris. Bahan yang digunakan pada penelitian ini ialah bibit bawang merah varietas Super Philip, air, pestisida, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, kertas label dan alat tulis. Metode yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian menggunakan 4 perlakuan yaitu: P0: Tanpa tambahan N dan K (Kontrol), P1: N secara tunggal (250 kg ha-1), P2 P2: K secara tunggal (100 kg ha-1), P3: Kombinasi N dan K (masing-masing N 250 kg ha-1 dan K 100 kg ha-1) dan diulang 6 kali sehingga diperoleh 24 plot percobaan, dengan 1 plot berisi 105 tanaman, menggunakan ukuran petak 150 x 300 cm, jarak tanam 20 x 20 cm, jarak antar petak 40 cm, dan total lahan yang digunakan 172,2 m2. Terdapat 2 jenis pengamatan yaitu pengamatan pertumbuhan dan pengamatan komponen hasil. Untuk variabel pengamatan pertumbuhan meliputi jumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun yang dilaksanakan pada umur 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tanam (HST). Pengamatan komponen hasil meliputi jumlah umbi per rumpun, bobot segar total tanaman pada umur 60 hst dan bobot susut bawang merah. Data dianalisis secara statistic untuk menguji pengaruh perlakuan terhadap produksi bawang merah. Apabila terjadi pengaruh nyata pada perlakuan maka dilakuakn uji beda dengan menggunakan BNT 5%.


Hasil yang didapatkan ialah pemberian unsur N dan K secara tunggal dan kombinasi berbengaruh nyata pada beberapa komponen pertumbuhan meliputi jumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun. Diketahui bahwa penambahan unsur N dan K secara tunggal dan kombinasi, tidak berbeda nyata disemua perlakuan pada pengamatan umur 14 hst. Hal ini dikarenakan pemberian pupuk N dan K dilakukan pada umur 15 hst, sedangkan untuk pengamatan pertama dilakuan umur 14 hst. Kuantitas umbi bawang merah yang maksimal dicerminkan oleh hasil bobot basah umbi bawang merah. Pemberian pupuk secara kombinasi (P3) meningkatkan bobot segar umbi bawang merah sebesar 47,14 % dari dosis tanpa pupuk. Kualitas umbi bawang merah yang maksimal diceminkan semakin kecilnya tingkat penyusutan. Pemberian pupuk secara kombinasi (P3) menurunkan penyusutan sebesar 258,3 % dari dosis tanpa pupuk."

Bahasa Inggris "Hasil Translate Jagas"
"Onion is economical vegetable and used by many Indonesian after chili and bean.  In Indonesia, Onion plantation field reached 99,519 ha in 2012 with  964.221 ton of production  and 9.69 ha-1 of productivity on average. While in East Java onion plantation field reached 22,232 ha with 222.863 ton of production and 9.98 ton-1 of productivity. Loss level of onion yield is quite high because of less of cell turgor thus water content in tuber avaporate quickly in storage and affect low of quality and storability. Tehnically, onions is clasified as bulbs which experinces a weight loss aproximately 25% while storaging in tropical region. For Super Philip variety experinces quite high a weight loss aproximately 22%.  N is nutrient which form protein, nucleic acid, enzyme, nucleoprotein and alcaloid.  Deficiency of N will limit cell division and development. Calium can reserve cell turger pressure and water content inside plant, improve plant drought and disease resistance and also repair yield and plant quality. Based on prioer research, addition of N and K could improve number of leaves, plant heigh, wet and dry bulb weight of onion.
This reserach was conducted on October 2014 until December 2014. This research was conducted at Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Karangploso Sub-District, Malang Regency at 430 m above sea level. Tools used in this research were soil management tools, roll meter, bucket, sprayer, analytical balance, hoe, knife and ruler. Material used in this reserach were onion seed variety of Super Philip, water perticide, Urea, SP-36 fertilizer, KCl fertlizer, labeling paper, and writing tools. This research used group randomized design of four treament which are P0 : Without N dan K addition (control), P1 : N addition only 250 kg ha-1, P2 : K addition only 100 kg ha-1, P3 : Addition of N together with K respectively 250 kg ha-1 and 100 kh ha-1  with 6 times repeated thus obtained 24 plot of treatment combination. Each plot contained 105 plant with area 150 x 300 cm in size, Plant space 20 x 20 cm and plot space 40 cm with 172.2 m2 of total plot area. There were 2 kinds of observation, growth and yield component. Growth observation include number of leaves, plant height, and tillers in each clump. The observastion was conducted on plant at 14 days, 28 days dan 56 days after plantation. For yield component the observation include number of tuber each clump, total fresh weight and loss weight at 60 days after plantation. Data was then analyzed by using statistic tool to analyse the effect of tretament toward onion production. If treatment was significant then it would continue by using 5% of least segnificant analysis method.
Result of this research showd that addition of N and K nutrient separatedly and the combination of it were significant toward some of growth component include number of leaves, plant height and tillers each clump. Result showed that addition of N and K nutrient separatedly and it combination were not significant in observation for 14 days after plantation. This might because addition of N and K was condcuted at 15 days after plantation whereas the observation was conduted at 14 days after plantation. Maximum Quantity of onion tuber is  shown by it wet weight. Addition of fertilizer in combination (P3) increased fresh weight of onion  47.14% compare to control (without addition of fertilizer). Maximum quality of onion tuber is shown by the low level of weight loss. Addition of fertilizer in combination (P3) decresed 258.3% of weight loss compare to control (wihtout addition of fertilizer)."

Comments

Popular posts from this blog

Apa Itu Uji BNT, DMRT dan BNJ

Bedanya RAK dengan RAL?

Membuat Power Point Yang Menarik